Iklan

Pendidikan Integral Berbasis Tauhid dan Dialog dengan Anak

Admin
Minggu, Oktober 14, 2018 | 21:43 WIB Last Updated 2018-10-14T14:43:05Z
SEBAGAI orangtua bijaklah dalam mendidik anak. Kenalilah masanya kapan ia harus diperintah dan kapan ia mesti diajak untuk berdialog dan diskusi.

Memahami pentingnya kondisi ini agar kiranya anak mendapatkan merasakan pengakuan dari orangtua, bahwa ia bukan lagi anak kecil. Dia sudah bisa menjadi salah satu penentu bagi masa depannya.

Pixabay/ Free-photos

Dengan membangun dialog orangtua dengan anak maka akan terbangun jugalah harmonisasi antar keduanya.

Anak yang sudah cukup siap untuk berdialog ia sudah matang secara nalar maka ia tidak siap lagi diperintah tanpa meminta pendapatnya.

Maka Nabi Ibrahim sesungguhnya bisa saja meminta dengan nada memaksa kepada Ismail untuk menyembelihnya sebagai persembahan kepada Allah.

Tapi Ibrahim tidak melakukkan itu ia justru membangun dialog pada tataran yang sesungguhnya tak mungkin mereka berdua mampu untuk hadapi soal itu.

Ibrahim bisa saja misalnya mengatakan ini tentang perintah Allah, ini wahyu, siap tak siap perintah harus dilaksanakan tak perlu ada dialog untuk sesuatu yang qot'i.

Tapi Ibrahim ia seorang ayah yang juga ditempa oleh wahyu, ia dipersiapkan untuk sebuah uswah bagi penghuni bumi difirmankan oleh Allah dalam kitabnya, termaktub dalam surah Al-Mumtahanah surah ke 60 ayat ke 4.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ
"Sungguh pada diri Ibrahim Alahissalam terdapat suri tauladan yang baik dan terhadap orang-orang yang bersamanya"

Maka tengoklah dialog dua insan beradab. Seorang anak yang berialog dengan ayahnya dengan kata yang menggugah dalam Al-Qur'an sebuah dialog abadi sepanjang masa diabadikan Allah dalam Qur'an Surah Ke 37 Ash-Shaffat ayat 102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ
Saat nalar anak itu mulai berfungsi untuk menangkap perintah dan larangan maka,

 قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ
Ibrahim lalu berkata kepada anaknya bahwa sesungguhnya aku menyaksikan di dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu.

 فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰۚ
 Maka apa pendapatmu tentang mimpi itu wahai anakku?

قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ
Ismail berkata, Dengan penuh cinta pada ayah yang akan menyembelihnya dengan kata "Wahai ayahku lakukan apa yang diperintahkan padamu"

 سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Niscaya engkau akan dapati diriku termasuk orang-orang yang sabar...

Allahu Akbar, inilah sejatinya pendidikan integral berbasis Tauhid.

NASER MUHAMMAD
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pendidikan Integral Berbasis Tauhid dan Dialog dengan Anak

Trending Now

Iklan