Katie Ledecky dan Membangun Masa Depan

Parentnial Newsroom

DuniaKehidupanOasePemuda

“BILA kita menabur gagasan, akan menuai perbuatan; jika kita menabur perbuatan, akan menuai kebiasaan; jika kita menabur kebiasaan, akan menuai karakter; dan apabila kita menabur karakter, akan menuai nasib”.

Begitu ungkapan populer Stephen R. Covey dalam buku fenomenalnya, The Seven Habits of Highly Effective People. Itulah kronologis terciptanya sebuah karakter. Bermula dari kebiasaan sehari-hari.

Baca Juga

Bagi pecinta olahraga renang, pasti kenal dengan Katie Ledecky, peraih medali emas termuda dalam renang gaya bebas putri nomor 800 meter di Olimpiade London 2012.

Latihan
Gadis kelahiran Maryland, 17 Maret 1997 itu kini semakin berjaya usai meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Akuatik 2015 dengan memecahkan tiga rekor dunia. Pertanyaannya, kok bisa Ledecky menjadi wanita muda super dalam olahraga renang?

Teori dari Stephen R. Covey membantu kita memahami untuk menemukan jawabannya. Terutama, kala kita tengok bagaimana proses seorang Ledecky bisa seperti sekarang.

Harian Kompas (11/8) melaporkan bahwa sejak matahari belum terbit, Ledecky telah bergegas pergi ke kolam renang. Setiap pagi setidaknya dia harus melahap dua hingga tiga jam sesi latihan pagi.

Begitu juga di sore hari, dia terus berlatih. Setiap hari setidaknya dia melahap hingga 8.000 meter latihan di kolam renang.

Terbayang, kan, gimana kuatnya kemauan dan kesungguhan si Ledecky dalam berlatih? Jadi, tidak heran jika pada usia 12 tahun, dia sudah mampu menjadi juara tingkat nasional di kelompok umurnya.

Tambah lagi nih, si Ledecky tidak pernah malas apalagi berhenti berlatih. Termasuk kala, kondisi tubuhnya kurang fit.

Ledecky benar-benar tidak berlatih jika fisiknya memang betul-betul sakit. Kini, Ledecky sudah memastikan diri untuk bisa ikut dalam Olimpiade Rio de Janeiro 2016. “Saya berharap bisa tampil lebih baik di Rio,” ujarnya seperti diberitakan Kompas.

Sabar

Ledecky adalah bukti terkini tentang betapa dahsyatnya waktu keseharian yang dimanfaatkan secara terfokus, maksimal dan optimal.

Jadi, siapa melewati hari-harinya tanpa latihan yang serius dalam hal apapun yang bermanfaat, sungguh ia tidak sedang membangun apa-apa di masa depannya.

Karena itu, Stephen R. Covey kembali menegaskan, “Jadi, jangan bermimpi punya nasib baik kalau Anda tidak pernah menimbun kebaikan-kebaikan. Dan jangan pula berharap memiliki karakter bagus jika Anda tidak pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang bagus.”

Dalam kitab suci Al-Qur’an, yang dikatakan Covey itu telah terkandung maknanya sejak 14 abad silam.

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS. 17: 7).

Tetapi, untuk bisa berbuat baik, setiap hari dan sepanjang hidup, itu gak cukup modal pengetahuan. Perlu kekuatan iman dan kesabaran. Wajar jika dalam pepatah Arab disebut, “Man shobaro zafiro,” yang artinya, “Siapa sabar dia dapat (beruntung).

Dengan kata lain, Anda, saya dan siapapun mungkin sudah sangat paham bahwa karakter itu penting. Tetapi, apa yang membuat banyak orang berhenti berlatih adalah tidak adanya kesabaran.

Jadi, mulailah memahami dan mengamalkan sabar, karena sabar sumber dari segala kebaikan, termasuk terbentuknya karakter dan masa depan yang baik, dunia-akhirat.

_____________
IMAM NAWAWI, penulis adalah pekerja sosial dan akifis muda tinggal di Depok, Jawa Barat. Anda dapat berinteraksi dengan penulis di @abuilmia

Baca Juga Lainnya

Potret Nikah Cerai di Kaltim Tahun 2024, Menelusuri Jejak Cinta dan Perpisahan

Parentnial Newsroom

TIDAK ada yang lebih menggugah hati daripada angka-angka yang membisikkan cerita di balik kehidupan manusia. Setidaknya, itulah yang mencuat saat ...

Pelajaran dari ‘Adolescence’ Serial Netflix yang Menggugah tentang Kekerasan Remaja

Rahmat Hidayat

SERIAL drama Inggris terbaru, “Adolescence,” yang dirilis di Netflix pada 13 Maret 2025, telah menjadi fenomena global dengan lebih dari ...

Analisis Data Perceraian di Jakarta Barat 2025, Biang Keroknya Ekonomi dan Selingkuh

Fadliyah Setiawan

APA sebenarnya yang mendorong ratusan pasangan di Jakarta Barat mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka? Data terbaru dari Pengadilan Agama Jakarta ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Pelajaran dari Kasus Baim dan Paula, Mengapa Netizen Perlu Menghormati Batas Privasi

Muhammad Hidayat

DI masa masa seperti sekarang dimana akses informasi begitu mudahnya dan ruang digital yang serba terhubung, kehidupan pribadi figur publik ...

Ketika Hubungan Baru Terasa Kayak Ulangan Masa Lalu

Keluargapedia Staf

PERNAH nggak sih, kamu ngerasa kayak hubunganmu yang sekarang tuh mirip banget sama yang dulu? Bahkan pola berantemnya, sikap pasangan, ...

Tinggalkan komentar