Wow…Google Serahkan Puluhan Triliun untuk Pemegang Hak Cipta di Youtube

Parentnial Newsroom

Internet

Karyawan berjalan di kantor Google di Toronto, Kanada, Nov. 13, 2012. // Credit by Mark Blinch—Reuters

Google, Rabu (13/07) waktu setempat, mengatakan, upayanya untuk melawan pembajakan online menghasilkan pendapatan sebesar dua miliar dolar AS (sekitar Rp26,2 triliun) yang diserahkan kepada pemegang hak cipta yang kontennya diunggah di YouTube.

Google juga menawarkan “alternatif lebih mudah dan sah” yang mengizinkan pelanggan membeli musik, film dan konten lain.

“Kami serius dalam melindungi kreativitas online, dan kami akan berupaya untuk membantu melawan aktivitas pelanggaran hak cipta lebih dari sebelumnya,” kata penasihat kebijakan senior Google, Katie Oyama, dalam keterangannya, seperti dikutip AFP dan dilansir Antara.

Baca Juga

Google dan YouTube menggunakan sistem yang disebut Content ID, tempat pemegang hak cipta bisa memberi tahu perusahaan jika musik atau konten mereka lainnya ditampilkan di YouTube.

Pemegang hak cipta bisa memilih untuk menghapus kontennya atau membiarkannya diunggah dan meraup penghasilan dari iklan, dan 95 persen pemilik musik memilih pilihan kedua, menurut Google.

“Setengah dari pendapatan industri musik YouTube berasal dari klaim konten melalui Content ID,” ujar Oyama.

Sementara itu, Federasi Industri Fonograf menilai bahwa Content ID gagal mengidentifikasi 20 sampai 40 persen dari rekaman.

“Google memiliki kemampuan dan sumber daya untuk melakukan lebih banyak untuk mengatasi sejumlah besar musik tersedia dan diakses tanpa izin pada pemilik hak cipta,” kepala eksekutif kelompok itu, Frances Moore, mengatakan dalam pernyataan.

Dia juga menyalahkan mesin pencari Google yang justru mengarahkan konsumen musik “dalam skala besar” kepada situs tanpa izin.

Tapi Oyama mengatakan bahwa teknisi Google telah mengambil tindakan dan bahwa “sebagian besar” dari pengguna masuk ke situs yang sah.

Google juga menghapus situs yang mengkhususkan diri dalam pembajakan dari jaringan iklannya.

“Sebagai pemimpin global dalam iklan online, Google berkomitmen untuk membasmi dan mendepak situs nakal dari layanan iklan kami. Sejak 2012, Google telah mendaftar 91.000 situs dalam daftar hitam,” jelasnya.

Dia menambahkan, Google telah membayar sebesar 10 milyar dolar AS untuk pencipta konten yang dibeli di Google Play dan YouTube.

Baca Juga Lainnya

Potret Nikah Cerai di Kaltim Tahun 2024, Menelusuri Jejak Cinta dan Perpisahan

Parentnial Newsroom

TIDAK ada yang lebih menggugah hati daripada angka-angka yang membisikkan cerita di balik kehidupan manusia. Setidaknya, itulah yang mencuat saat ...

Pelajaran dari ‘Adolescence’ Serial Netflix yang Menggugah tentang Kekerasan Remaja

Rahmat Hidayat

SERIAL drama Inggris terbaru, “Adolescence,” yang dirilis di Netflix pada 13 Maret 2025, telah menjadi fenomena global dengan lebih dari ...

Analisis Data Perceraian di Jakarta Barat 2025, Biang Keroknya Ekonomi dan Selingkuh

Fadliyah Setiawan

APA sebenarnya yang mendorong ratusan pasangan di Jakarta Barat mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka? Data terbaru dari Pengadilan Agama Jakarta ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Pelajaran dari Kasus Baim dan Paula, Mengapa Netizen Perlu Menghormati Batas Privasi

Muhammad Hidayat

DI masa masa seperti sekarang dimana akses informasi begitu mudahnya dan ruang digital yang serba terhubung, kehidupan pribadi figur publik ...

Ketika Hubungan Baru Terasa Kayak Ulangan Masa Lalu

Keluargapedia Staf

PERNAH nggak sih, kamu ngerasa kayak hubunganmu yang sekarang tuh mirip banget sama yang dulu? Bahkan pola berantemnya, sikap pasangan, ...

Tinggalkan komentar