Alasan Wanita Cenderung Lebih Panjang Umur Dibanding Pria

Parentnial Newsroom

Kesehatan

Angka harapan hidup wanita ternyata jauh lebih tinggi daripada pria. Padahal, pria cenderung lebih mendapat perhatian daripada wanita apabila mengalami gangguan kesehatan.

Mengapa demikian? Ada berbagai macam alasan ditinjau dari segi kesehatan.

“Di Jakarta saja angka harapan hidup wanita lebih tinggi, yaitu 71 tahun. Sementara pada pria 67 tahun,” ujar pakar hipertensi dan salah satu pendiri Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), FIHA,FAsCC. Arieska merujuk berdasarkan sebuah penelitian baru-baru ini.

Ia menjelaskan, salah satu alasannya adalah sel jantung dalam tubuh manusia yang lebih kuat daripada pria sehingga bisa bertahan lebih lama.

Selain itu, hormon estrogen pada wanita berperan sebagai proteksi, meskipun ketika hormon tersebut sudah menurun, wanita juga lebih rentan terkena penyakit.

Namun, bila dilihat dari segi berapa lama hormon estrogen dapat terus diproduksi, maka dari situ dapat disimpulkan bahwa kesehatan wanita di usia produktif lebih terjaga.

Sementara, Dr. dr. Yuda Turana, SpS selaku ketua InaSH juga memberikan tambahan terkait hormon kesuburan tersebut.

“Proteksi estrogen memang lebih besar daripada testosteron yang dimiliki pria, namun semakin lanjut usia wanita, keberadaan estrogen justru merugikan dimana risiko beberapa penyakit menjadi meningkat, misalnya hipertensi,” tambahnya pada kesempatan yang sama.

Oleh karena itu, meskipun secara global, risiko kematian pada pria lebih besar, namun wanita lebih berisiko dari segi penyakit degenaratif karena perubahan sistem hormon yang terjadi seiring pertambahan usia.

“Misalnya stroke, secara kuantitas memang lebih banyak pria. Namun dari segi keparahan, lebih mengancam pada wanita,” pungkasnya.

Bila ditilik dari segi gaya hidup, angka harapan hdiup pada pria juga lebih kecil karena aktivitas pekerjaan pria lebih berisiko daripada wanita, seperti lebih dominan di lapangan daripada di kantor.

Selain itu, pria juga cenderung melakukan pola hidup tak sehat saat masih muda atau pada usia produktif, seperti merokok atau konsumsi alkohol, menyebabkan angka harapan hidup lebih rendah. (metrotv)

Baca Juga Lainnya

Potret Nikah Cerai di Kaltim Tahun 2024, Menelusuri Jejak Cinta dan Perpisahan

Parentnial Newsroom

TIDAK ada yang lebih menggugah hati daripada angka-angka yang membisikkan cerita di balik kehidupan manusia. Setidaknya, itulah yang mencuat saat ...

Pelajaran dari ‘Adolescence’ Serial Netflix yang Menggugah tentang Kekerasan Remaja

Rahmat Hidayat

SERIAL drama Inggris terbaru, “Adolescence,” yang dirilis di Netflix pada 13 Maret 2025, telah menjadi fenomena global dengan lebih dari ...

Analisis Data Perceraian di Jakarta Barat 2025, Biang Keroknya Ekonomi dan Selingkuh

Fadliyah Setiawan

APA sebenarnya yang mendorong ratusan pasangan di Jakarta Barat mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka? Data terbaru dari Pengadilan Agama Jakarta ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Pelajaran dari Kasus Baim dan Paula, Mengapa Netizen Perlu Menghormati Batas Privasi

Muhammad Hidayat

DI masa masa seperti sekarang dimana akses informasi begitu mudahnya dan ruang digital yang serba terhubung, kehidupan pribadi figur publik ...

Ketika Hubungan Baru Terasa Kayak Ulangan Masa Lalu

Keluargapedia Staf

PERNAH nggak sih, kamu ngerasa kayak hubunganmu yang sekarang tuh mirip banget sama yang dulu? Bahkan pola berantemnya, sikap pasangan, ...

Tinggalkan komentar