Kenapa Tidak Elok Luapkan Emosi di Media Sosial?

Keluargapedia Staf

KehidupanKeseharian

DALAM keseharian, tidak semua keberlangsungan dalam hidup yang dilalui selalu menyenangkan dan kita harapkan. Kadangkala ada banyak hal yang kita tidak sukai dan menimbulkan amarah.

Marah atau ketidaksukaan terhadap sesuatu adalah hal yang wajar. Amarah sebaiknya tetap bisa dikontrol dan setiap reaksi yang ditimbulkannya harus tetap disadari oleh akal sehat. Namun untuk banyak orang, mengontrol amarah minta ampun beratnya.

Penulis di Reader’s Digest, Teresa Dumain, mengulas berbagai tipe marah dari beragam penelitian. Diantaranya ia mengulas temuan psikiater di Niagara Falls, Ontario, Peter Andrew Sacco, PhD.  

Diantara sekian tipe marah dan cara mengatasi atau meluapkannya, kami simpulkan 3 tipikal seseorang meluapkan amarah seperti dikutip Keluargapedia.com dari Reader’s Digest

Anda menghindari rasa marah
Jika Anda merasa marah, tetapi tidak mengatakan apa-apa dan tidak menunjukkan amarah, artinya Anda dibesarkan di lingkungan yang terbiasa menghindari terjadinya konflik, atau mungkin bagi Anda mengungkapkan amarah merupakan hal yang tidak wajar.

Menurut Sacco, kondisi di atas dapat membuat Anda depresi. Sebaiknya Anda mencari sumber permasalahan yang ada dan mencoba mengatasinya agar bisa segera move on.

Anda menyimpan dendam
Kalau Anda tidak bisa melepaskan amarah, hal ini bisa berakibat negatif ke hal lainnya. Bahkan, Anda bisa jadi menyimpan dendam karena amarah yang terpendam, terutama bagi orang yang menyalahkan Anda, kata Sacco.

Untuk menghindarinya, coba tanyakan kembali ke diri Anda, apa yang Anda dapat dari menyimpan dendam? Coba untuk belajar memaafkan orang lain dan lakukan hal ini untuk diri sendiri. Sebab, memaafkan orang lain bisa memberikan kedamaian untuk diri sendiri.

Anda meluapkan amarah di media sosial
Di era digital seperti sekarang ini, tidak sedikit orang-orang yang merasa lega untuk mengungkapkan amarahnya di media sosial agar mendapatkan banyak dukungan dari teman-teman melalui status yang ditulis.

Interaksi lewat media sosial yang tidak langsung menyebabkan orang-orang lebih mudah untuk mengungkapkan perasaannya secara online.

Namun, tahukah Anda bahwa hal ini bisa membangun image negatif untuk kepribadian Anda?

Bayangkan, Anda membagi kehidupan pribadi ke khalayak umum yang belum tentu benar-benar peduli dengan Anda, bahkan sebagian dari mereka bisa mentertawakan tindakan Anda.

Nah, berkaca dari pandangan psikiater di atas, semoga kita dapat lebih bijaksana dan dewasa dalam marah dan mengekspresikannya. Ada kata bijak yang perlu kita pegang, “boleh marah tapi tetap cinta”. (NURSELINA) 

Baca Juga Lainnya

Potret Nikah Cerai di Kaltim Tahun 2024, Menelusuri Jejak Cinta dan Perpisahan

Parentnial Newsroom

TIDAK ada yang lebih menggugah hati daripada angka-angka yang membisikkan cerita di balik kehidupan manusia. Setidaknya, itulah yang mencuat saat ...

Pelajaran dari ‘Adolescence’ Serial Netflix yang Menggugah tentang Kekerasan Remaja

Rahmat Hidayat

SERIAL drama Inggris terbaru, “Adolescence,” yang dirilis di Netflix pada 13 Maret 2025, telah menjadi fenomena global dengan lebih dari ...

Analisis Data Perceraian di Jakarta Barat 2025, Biang Keroknya Ekonomi dan Selingkuh

Fadliyah Setiawan

APA sebenarnya yang mendorong ratusan pasangan di Jakarta Barat mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka? Data terbaru dari Pengadilan Agama Jakarta ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Pelajaran dari Kasus Baim dan Paula, Mengapa Netizen Perlu Menghormati Batas Privasi

Muhammad Hidayat

DI masa masa seperti sekarang dimana akses informasi begitu mudahnya dan ruang digital yang serba terhubung, kehidupan pribadi figur publik ...

Ketika Hubungan Baru Terasa Kayak Ulangan Masa Lalu

Keluargapedia Staf

PERNAH nggak sih, kamu ngerasa kayak hubunganmu yang sekarang tuh mirip banget sama yang dulu? Bahkan pola berantemnya, sikap pasangan, ...

Tinggalkan komentar