Penelitian Ini Ungkap Pentingnya Intensitas Suami-Istri Berpelukan

Keluargapedia Staf

HeadlineHubunganIndikator

SUDAHKAH anda, para suami-istri, berpelukan hari ini? Mungkin belum. Atau bahkan barangkali “ritual” ini sudah jarang dilakukan.

Faktor usia pernikahan yang sudah menahun mungkin menjadi salah satu alasan memudarnya kehangatan antar pasangan suami istri. Tetapi, alasan tersebut tak dapat sepenuhnya diterima sebagai dalih “hambarnya” hubungan.

Namun, yang pasti, anda tidak boleh membiarkan kondisi tersebut dan mengharapkannya berlalu begitu saja karena sejatinya pernikahan itu suci dan selalu mampu menumbuhkan romantisme bahkan hingga mati.

Merawat tradisi romantisme adalah kuncinya. Dan, faktanya, menurut sebuah studi terbaru dari seorang researcher masalah seks dan hubungan, Chelom E. Leavitt, menemukan bahwa mengendurnya romantisme dan kehangatan dalam hubungan terjadi karena hilangnya ritual berpelukan.

Persepsi tentang hubungan juga perlu diluruskan dimana aktifitas sakral dalam hubungan suami istri bukan semata pelampiasan hajat birahi. Melainkan ia adalah aktifitas kolektif yang mengkonstruksi kegembiraan bersama.

Menurut studi ini, pudarnya kehangatan antar suami-istri biasa terjadi karena hilangnya ritual berpelukan dan dekapan dalam pernikahan. Apalagi jika kemudian suami istri menjalani kehidupan rutin yang monoton yang dapat menimbulkan rasa bosan.

Abstraksi studi dari Journal of Social and Personal Relationship (JSPR) yang dikutip Keluargapedia.com dari SAGE Journals dan dilansir laman MIC, ini meneliti 397 responden suami istri dan ditemukan bahwa berpelukan sebelum bercinta sama pentingnya dengan hubungan seks itu sendiri.

Berpelukan, menurut studi tersebut, meskipun tidak diikuti dengan hubungan seks terbilang kaya manfaat untuk kualitas hubungan suami istri yang telah berjalan lebih dari lima tahun.

Studi juga menerangkan, kontak fisik tanpa penetrasi, seperti berpelukan, berciuman, dan memberikan sentuhan menghadirkan kepuasan personal, memperbaiki komunikasi, serta mengurangi konflik internal.

Responden pria dan wanita sebagian besar mengakui, memiliki pengalaman baik dengan kembali membiasakan saling berpelukan dengan pasangan.

“Studi memperlihatkan, manfaat berpelukan paling banyak dirasakan oleh responden wanita. Mereka merasakan lebih dekat dan gaya komunikasi pun terus mengarah positif,” ujar Chelom Easwood Leavitt, rekan penulis studi.

Penelitian ilmiah yang dilakukan Chelom Eastwood Leavitt bersama Brian J. Willoughby ini telah dibukukan pada tahun 2015 lalu. (NURSELINA)

Baca Juga Lainnya

Nama Bayi Kembar Perempuan

50 Pasang Nama Bayi Kembar Perempuan Dan Artinya

Parentnial Newsroom

Di tengah euforia belanja perlengkapan bayi dan mempersiapkan kamar mungil mereka, ada satu hal penting yang nggak boleh terlewat: memilih ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Aku Bukan Cuma Ibu, Mencari Jati Diri di Balik Peran Ibu Rumah Tangga

Fiqih Ulyana

PERNAH gak sih kamu ngerasa kayak kehilangan nama sendiri setelah jadi ibu? Tiba-tiba semua orang manggil kamu “Ibunya Aisyah”, “Mamanya ...

Tantangan dan Tren Baru Kepengasuhan 2025 yang Harus Dipahami Orangtua Masa Kini

Parentnial Newsroom

KITA telah menjalani setengah dari awal bulan tahun baru 2025, dan kepengasuhan (parenting) menjadi salah satu aspek kehidupan yang terus ...

Nama Bayi Perempuan Jepang

300 Nama Bayi Perempuan Jepang yang Indah dan Bermakna.

Parentnial Newsroom

Memilih nama bayi adalah keputusan penting yang akan memengaruhi identitas seseorang sepanjang hidup mereka. Proses ini melibatkan berbagai pertimbangan, mulai ...

Katanya Bikin Anak Sukses, Nyatanya 7 Nasihat Ini Cuma Bikin Ribet!

Hasni Rania

PARENTING itu emang nggak ada buku manualnya yang pasti. Tapi, bukan berarti semua nasihat dari orang dulu itu cocok diterapin ...

Tinggalkan komentar