DI ERA digital ini, anak-anak lebih akrab dengan keyboard dibandingkan pena. Gadget dan laptop telah menggantikan peran buku catatan dalam proses belajar. Tapi tahukah kamu bahwa menulis tangan ternyata punya peran besar dalam menstimulasi kecerdasan anak?
Mohammad Fauzil Adhim, ahli parenting dan pegiat Komunitas Psikologi Mengaji, di laman Facebook miliknya menyoroti bagaimana perbedaan fundamental antara mengetik dan menulis tangan bisa berpengaruh pada perkembangan kognitif anak.
Dia menjelaskan, ketika seorang anak menulis huruf “a” dengan pena di atas kertas, gerakan motoriknya berbeda dengan saat ia menulis huruf “b”, “c”, dan seterusnya.
Setiap huruf melibatkan gerakan tangan yang unik, menciptakan pengalaman motorik yang kaya. Sebaliknya, saat mengetik di keyboard, mengetik huruf “A” atau “Z” hanya melibatkan satu kali ketukan—pengalaman yang seragam, minim variasi.
Menulis Tangan dan Perkembangan Otak
Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa menulis tangan lebih efektif dalam meningkatkan daya ingat, kreativitas, dan pemahaman dibandingkan mengetik.
Sebuah studi dari University of California dan Princeton University (2014) menemukan bahwa siswa yang mencatat dengan tangan memahami dan mengingat materi lebih baik dibandingkan mereka yang mengetik.
Hal tersebut terjadi karena menulis tangan memaksa otak untuk mengolah informasi lebih dalam, sementara mengetik cenderung hanya merekam informasi tanpa banyak berpikir.
Lebih lanjut, penelitian dari Norwegian University of Science and Technology (2020) membuktikan bahwa menulis tangan mengaktifkan lebih banyak area di otak dibandingkan mengetik.
Proses ini membantu anak dalam mengembangkan keterampilan motorik halus, meningkatkan koordinasi tangan-mata, serta memperkuat jalur neural yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa dan ingatan jangka panjang.
Hubungan Motorik Halus dan Kecerdasan
Banyak orang menganggap perkembangan motorik halus hanyalah soal kemampuan fisik semata, padahal dampaknya jauh lebih luas. Keterampilan motorik halus, seperti menggenggam pena dan membentuk huruf di atas kertas, berhubungan erat dengan perkembangan kognitif anak.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak yang sering berlatih menulis tangan menunjukkan perkembangan yang lebih baik dalam hal pemecahan masalah, kreativitas, serta kemampuan berpikir analitis.
Gerakan tangan yang kompleks saat menulis membantu memperkuat koneksi antar sel otak, yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan belajar mereka.
Ketika Teknologi Mengambil Alih
Tidak bisa dipungkiri, teknologi memberikan kemudahan dalam banyak aspek kehidupan. Namun, terlalu cepat menggantikan metode tradisional seperti menulis tangan dengan teknologi digital bisa jadi bumerang bagi perkembangan anak.
Psikolog sosial Regan AR Gurung, PhD dari dari Asosiasi Psikologi Amerika (APA) menegaskan bahwa distraksi perangkat digital seperti media sosial bersifat adiktif dan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
Distraksi berlebihan semacan hal ini rentan membuat anak-anak yang lebih sering menggunakan perangkat digital dalam belajar sehingga dapat berdampak pada penurunan kemampuan menulis dan membaca secara signifikan. Mereka cenderung memiliki ingatan yang lebih lemah terhadap informasi yang mereka ketik dibandingkan yang mereka tulis dengan tangan.
Lalu, apakah itu berarti kita harus sepenuhnya melarang penggunaan teknologi dalam belajar? Tidak juga. Yang perlu dilakukan adalah menyeimbangkan antara teknologi dan metode konvensional. Anak-anak tetap bisa menggunakan komputer dan tablet, tetapi jangan sampai mereka kehilangan kesempatan untuk merasakan manfaat luar biasa dari menulis tangan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Sebagai orang tua atau pendidik, kita punya peran besar dalam memastikan anak-anak mendapatkan stimulasi motorik yang cukup untuk perkembangan kecerdasan mereka. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Biasakan Menulis Tangan
Ajak anak untuk menulis jurnal harian, mencatat pelajaran, atau sekadar menulis daftar kegiatan dengan pena dan kertas.
2. Gunakan Metode Hybrid
Jika anak perlu menggunakan laptop untuk belajar, dorong mereka untuk tetap membuat catatan ringkasan dengan tangan.
3. Sediakan Alat Tulis yang Menarik
Pilih pena dan buku catatan dengan desain menarik agar anak lebih semangat menulis.
4. Gunakan Teknik Mind Mapping
Mind mapping dengan tulisan tangan bisa membantu anak memahami konsep secara lebih mendalam.
5. Batasi Waktu Layar
Pastikan ada keseimbangan antara aktivitas digital dan non-digital dalam kehidupan sehari-hari anak.
Jangan Abaikan
Di tengah gempuran era digital, kita tidak bisa menolak teknologi. Namun, jangan sampai kita mengabaikan pentingnya keterampilan dasar seperti menulis tangan.
Menulis dengan pena dan kertas memberikan pengalaman belajar yang lebih dalam, membantu perkembangan motorik halus, serta meningkatkan kecerdasan anak.
Sebaliknya, jika anak terlalu bergantung pada teknologi sejak dini tanpa keseimbangan, mereka berisiko kehilangan manfaat besar dari proses belajar yang melibatkan pengalaman motorik langsung.
Jadi, yuk, mulai dari sekarang, ajak anak menulis dengan tangan lagi. Karena pena dan kertas bukan sekadar alat, tetapi kunci untuk membentuk otak cerdas dan kreatif!
*) FIQIH ULYANA, penulis adalah ibu rumah tangga 4 orang anak tinggal di Depok