
DI ERA digital yang semakin berkembang pesat, tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak kini tumbuh dikelilingi oleh gawai, internet, dan media sosial.
Dunia maya seolah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari belajar, bermain, hingga berinteraksi dengan orang lain.
Meski teknologi memberi banyak manfaat, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan besar yang mengintai jika penggunaan teknologi tidak diawasi dengan bijak.
Baca Juga
Kebiasaan digital yang sehat bukan hanya soal membatasi waktu layar, tetapi juga tentang bagaimana anak-anak menggunakan teknologi dengan cara yang bermanfaat dan aman.
Disinilah orang tua memegang peran kunci dalam membimbing anak untuk membentuk hubungan yang positif dengan dunia digital.
Mengapa Kebiasaan Digital Sehat Itu Penting?
Anak-anak sangat rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi yang berlebihan. Beberapa efeknya bisa berupa gangguan istirahat akibat penggunaan gawai sebelum tidur.
Dampak berikutnya adalah kecanduan layar yang menghambat perkembangan sosial dan emosional anak, paparan konten yang tidak sesuai usia, dan kurangnya aktivitas fisik yang berdampak pada kesehatan tubuh.
Maka dari itu, belum terlambat membentuk kebiasaan digital sehat sejak dini. Hal ini sangat penting agar anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu mengelola teknologi secara bijak.
Langkah Membangun Kebiasaan Digital Sehat
Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak membentuk kebiasaan digital yang baik:
1. Jadilah Teladan
Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua. Jika orang tua terlalu sering bermain ponsel, maka anak akan menganggap hal itu wajar.
Karena itu, mulailah dengan mengatur penggunaan gawai Anda sendiri di rumah, terutama saat waktu bersama keluarga.
2. Tetapkan Aturan Waktu Layar
Buatlah kesepakatan dengan anak mengenai waktu layar yang jelas dan konsisten. Misalnya, tidak ada gawai saat makan atau sebelum tidur.
Anda juga bisa gunakan fitur parental control untuk membantu mengatur waktu dan jenis konten yang bisa diakses anak.
3. Pilih Konten yang Edukatif
Dampingi anak saat memilih aplikasi atau tontonan. Banyak konten edukatif yang bisa membantu perkembangan kognitif dan kreativitas anak.
Anda juga dapat melibatkan anak dalam memilih agar mereka merasa memiliki kontrol, namun tetap dalam batasan yang aman.
4. Dorong Aktivitas di Dunia Nyata
Pastikan anak tetap aktif secara fisik dan sosial. Ajak mereka bermain di luar rumah, membaca buku, atau berkegiatan bersama keluarga tanpa gawai.
Keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal. Jika terlalu banyak di depan layar, ini akan berdampak pada mentalitasnya.
5. Ajarkan Etika Digital
Bicarakan dengan anak tentang etika dalam berinternet seperti bagaimana bersikap sopan, mewanti wanti agar menjaga anggota tubuh saat menampil depan kamera, tidak menyebar berita palsu, serta pentingnya menjaga privasi. Ini akan menjadi bekal penting saat mereka mulai menjelajah internet secara mandiri.
Membangun Budaya Kritis dengan Literasi
Di Indonesia, tantangan dalam membentuk kebiasaan digital sehat dan kritis memang cukup kompleks. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), lebih dari 60% anak usia sekolah sudah aktif menggunakan internet. Namun, literasi digital di kalangan orang tua masih tergolong rendah.
Selain itu, banyak orang tua yang menyerahkan gawai sebagai “pengasuh digital” karena kesibukan, tanpa bimbingan atau batasan yang jelas. Padahal, tanpa pengawasan, anak bisa terpapar konten tidak pantas, hoaks, atau bahkan predator daring.
Ada pula faktor ekonomi dan geografis yang menyebabkan ketimpangan akses terhadap informasi digital yang berkualitas. Di daerah terpencil, kontrol orang tua terhadap konten yang dikonsumsi anak juga jauh lebih sulit dilakukan.
Karena itu, berikut beberapa saran Parentnial untuk orang tua agar dapat memastikan pemanfaatan digital yang positif agar anak menerapkan keseimbangan dalam kebiasan digital yang sehat:
1. Tingkatkan Literasi Digital
Ikuti pelatihan atau webinar tentang parenting digital. Banyak organisasi, termasuk Parentnial dan Keluargapedia Media Network, menyediakan sumber informasi yang mudah diakses.
2. Buat Rutinitas Keluarga yang Sehat
Jadwalkan waktu tanpa gawai dan waktu untuk bersama sebagai keluarga. Misalnya, malam hari sebagai waktu bebas layar untuk membaca atau bercerita.
3. Manfaatkan Teknologi dengan Bijak
Gunakan aplikasi pengawasan dan kontrol konten. Tapi yang terpenting adalah komunikasi terbuka antara orang tua dan anak.
4. Ajak Sekolah dan Komunitas Terlibat
Edukasi digital sebaiknya tidak hanya dari rumah, tapi juga dibangun melalui kerja sama dengan sekolah dan lingkungan sekitar.
Kita yakin dan percaya bahwa dengan pendekatan yang hangat, konsisten, dan penuh perhatian, orang tua di Indonesia dapat menjadi pemandu terbaik bagi anak-anak mereka dalam menavigasi dunia digital.
Akses mudah pada teknologi hari ini merupakan pisau bermata dua. Dengan Membentuk kebiasaan digital sehat, ini adalah investasi untuk masa depan anak-anak yang lebih aman, cerdas, dan seimbang.[]