Fakta Terbaru Bugar dan Bebas Rokok Tapi Kanker Paru, Ini Penjelasannya

Fiqih Ulyana

BeritaKesehatan

Chad Dunbar (45) didiagnosis kanker paru stadium akhir, meski tidak pernah merokok seumur hidup. (Foto: Tangkapan layar Instagram/ Young Lung Cancer Initiative)

SIAPA sangka, seorang pria berusia 45 tahun yang hidup sehat, aktif berolahraga, dan tidak pernah menyentuh rokok bisa terkena kanker paru-paru stadium akhir?

Inilah kisah nyata yang dialami oleh Chad Dunbar, seorang pria dari Utah, Amerika Serikat, yang menjadi sorotan karena bertolak belakang dengan pemahaman umum bahwa kanker paru hanya menyerang perokok aktif.

Kisah ini membawa kita pada satu kenyataan penting — kanker paru bukan hanya milik perokok. Ada banyak faktor lain yang bisa menjadi pemicunya.

Setelah menerima diagnosis, Dunbar sempat menyangkal kenyataan tersebut dan diliputi oleh banyak pertanyaan.

Namun kini, ia memilih untuk bersuara demi meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya mengenali tanda-tanda penyakit, khususnya kanker paru-paru, yang kerap kali tidak disadari hingga mencapai tahap lanjut.

Meski gaya hidupnya tergolong sehat, Dunbar tetap divonis menderita penyakit tersebut.

Ia berbagi pengalamannya untuk menunjukkan bahwa siapa pun dapat terjangkit, tak terkecuali mereka yang menjalani pola hidup aktif dan tidak merokok.

“Tidak pernah merokok dan selalu aktif. Baru saja menempuh jarak 4.800 km dengan sepeda gunung saya musim itu,” ujar Dunbar, seperti dikutip Parentnial dari Daily Mail.

Melalui pernyataan itu, ia ingin menekankan bahwa kanker paru-paru tidak selalu berkaitan langsung dengan kebiasaan merokok saja, dan penting bagi setiap orang untuk memperhatikan perubahan pada tubuh mereka, sekecil apa pun gejalanya.

Ia pun mengajak semua orang untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan tidak mengabaikan tanda-tanda yang tampaknya sepele.

“Tetap waspada teman-teman,” lanjutnya.

Dalam kasus pria ini, tak ditemukan riwayat merokok atau paparan zat kimia berbahaya dalam kesehariannya. Lantas, bagaimana bisa seseorang dengan gaya hidup sehat masih terkena penyakit mematikan ini?

Fakta di Balik Kanker Paru pada Non-Perokok

Secara medis, kanker paru pada non-perokok bukan hal baru. Menurut data dari American Cancer Society, sekitar 10–20% dari kasus kanker paru di dunia terjadi pada orang yang tidak pernah merokok. Di antara penyebab lainnya adalah:

  1. Udara yang tercemar, terutama di kota-kota besar, mengandung partikel halus (PM2.5) yang bisa menembus jauh ke dalam paru-paru dan merusak jaringan.
  2. Tinggal serumah atau bekerja dengan perokok aktif meningkatkan risiko.
  3. Riwayat keluarga yang pernah terkena kanker paru meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini meski tidak merokok.
  4. Gas radioaktif alami yang bisa terkumpul di dalam rumah tanpa disadari.
  5. Dalam beberapa kasus, infeksi yang sering kambuh bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan mutasi sel.

Mengapa Gejalanya Sering Terlambat Disadari?

Salah satu alasan utama mengapa kanker paru kerap terdiagnosis pada stadium lanjut adalah karena gejalanya cenderung tidak khas.

Batuk yang tak kunjung sembuh, sesak napas ringan, kelelahan, hingga nyeri dada sering kali dianggap sebagai gangguan biasa — terutama bagi orang yang tidak merasa punya faktor risiko seperti merokok.

Dalam kasus pria 45 tahun tersebut, diagnosis baru muncul ketika kondisi fisiknya sudah mulai memburuk drastis. Ia mengalami batuk kronis dan penurunan berat badan yang signifikan, yang kemudian mendorong pemeriksaan lebih lanjut.

Awalnya pun ia hanya merasa nyeri dan pembengkakan di salah satu betisnya, itupun karena ia baru saja menyelesaikan perjalanan dengan sepeda sejauh 4.800 km.

Di Indoensia Penyebab Kematian Tertinggi

Di Indonesia, kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker. Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang kanker paru pada non-perokok masih sangat rendah.

Budaya merokok yang tinggi, ditambah dengan buruknya kualitas udara di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, menambah beban risiko ini.

Masalah lain adalah minimnya deteksi dini. Banyak orang baru memeriksakan diri ketika gejala sudah berat, terutama karena keterbatasan akses layanan kesehatan, kurangnya edukasi, dan stigma seputar kanker sebagai “hukuman” atas gaya hidup buruk.

Saran dan Langkah Preventif

Agar kasus seperti ini tak terulang, ada beberapa langkah penting yang bisa diterapkan baik secara pribadi maupun sebagai masyarakat, sebagaimana dirangkum Parentnial dari berbagai sumber panduan medis berikut:

1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Lakukan medical check-up secara berkala, terutama jika ada riwayat keluarga dengan penyakit kanker.

2. Perhatikan Lingkungan

Gunakan masker saat berada di area dengan polusi tinggi, dan pastikan sirkulasi udara di rumah atau kantor baik.

3. Edukasi dan Kampanye Kesehatan

Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu gencar menyosialisasikan bahwa kanker paru bukan hanya akibat merokok, tapi bisa menyerang siapa saja.

4. Tekan Polusi Udara

Kebijakan pengurangan emisi kendaraan, pemantauan kualitas udara, dan penanaman pohon bisa menjadi langkah jangka panjang.

Kisah Chad Dunbar sebagai pria bugar yang terkena kanker paru stadium akhir ini membuka mata kita semua bahwa kesehatan bukan hanya soal menjauhi rokok.

Risiko bisa datang dari banyak sisi, termasuk dari hal-hal yang tidak kita sadari sehari-hari.

Sudah saatnya kita memperluas pemahaman tentang penyakit ini dan bergerak bersama untuk mencegahnya — mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga kebijakan publik yang berpihak pada kesehatan.[]

Baca Juga Lainnya

Nama Bayi Kembar Perempuan

50 Pasang Nama Bayi Kembar Perempuan Dan Artinya

Parentnial Newsroom

Di tengah euforia belanja perlengkapan bayi dan mempersiapkan kamar mungil mereka, ada satu hal penting yang nggak boleh terlewat: memilih ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Aku Bukan Cuma Ibu, Mencari Jati Diri di Balik Peran Ibu Rumah Tangga

Fiqih Ulyana

PERNAH gak sih kamu ngerasa kayak kehilangan nama sendiri setelah jadi ibu? Tiba-tiba semua orang manggil kamu “Ibunya Aisyah”, “Mamanya ...

Tantangan dan Tren Baru Kepengasuhan 2025 yang Harus Dipahami Orangtua Masa Kini

Parentnial Newsroom

KITA telah menjalani setengah dari awal bulan tahun baru 2025, dan kepengasuhan (parenting) menjadi salah satu aspek kehidupan yang terus ...

Katanya Bikin Anak Sukses, Nyatanya 7 Nasihat Ini Cuma Bikin Ribet!

Hasni Rania

PARENTING itu emang nggak ada buku manualnya yang pasti. Tapi, bukan berarti semua nasihat dari orang dulu itu cocok diterapin ...

Nama Bayi Perempuan Jepang

300 Nama Bayi Perempuan Jepang yang Indah dan Bermakna.

Parentnial Newsroom

Memilih nama bayi adalah keputusan penting yang akan memengaruhi identitas seseorang sepanjang hidup mereka. Proses ini melibatkan berbagai pertimbangan, mulai ...