
INDONESIA kini melangkah mantap menuju panggung dunia sebagai destinasi wisata kesehatan berkelas. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia baru saja meluncurkan program Indonesian Health Tourism, sebuah inisiatif strategis untuk memposisikan Indonesia sebagai tujuan utama wisata medis di Asia.
Dalam program ini, SILC Lasik Center dipercaya sebagai mitra resmi untuk layanan kesehatan mata, khususnya prosedur LASIK. Penunjukan ini menjadi tonggak bersejarah bagi industri kesehatan mata Indonesia, sekaligus bukti potensi besar tanah air di sektor wisata medis.
“Penunjukan ini adalah kehormatan besar bagi SILC Lasik Center. Ini juga mencerminkan dedikasi kami untuk menyediakan layanan LASIK yang aman, efektif, dan terjangkau. Kami yakin Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam wisata medis global, dan kami berkomitmen mendukung visi tersebut,” ujar dr. Sophia Pujiastuti, SpM(K), MM, pendiri SILC Lasik Center, dalam keterangan tertulis yang diterima Parentnial, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga
Dengan program Indonesian Health Tourism dan peran SILC Lasik Center, Indonesia tidak hanya menawarkan perawatan kesehatan berkualitas, tetapi juga pengalaman wisata yang kaya budaya dan keindahan alam.
Langkah ini dinilai menjadi harapan baru untuk menempatkan Indonesia sebagai destinasi wisata medis unggulan di Asia, mengundang dunia untuk melihat potensi besar yang dimiliki negeri ini.
Wisata medis kini menjadi salah satu sektor pariwisata dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Menurut Market Research Future, pasar ini diproyeksikan mencapai nilai USD 93,9 miliar pada 2030.
Wisatawan medis, yang rata-rata menghabiskan dua hingga tiga kali lebih banyak daripada wisatawan biasa, tidak hanya mengeluarkan biaya untuk perawatan kesehatan, tetapi juga untuk akomodasi, kunjungan wisata, transportasi, dan jasa pendamping seperti penerjemah. Dampak ekonomi ini menciptakan efek berganda, menguntungkan sektor pariwisata, perhotelan, hingga industri kreatif.
Indonesia, dengan pendekatan terintegrasi dan peningkatan kualitas layanan medis, memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar wisata medis Asia, yang saat ini didominasi oleh Thailand, India, Malaysia, dan Korea Selatan.
Sophia menegaskan bahwa Indonesia punya potensi unggul, terutama dalam layanan kesehatan mata. “Perawatan seperti LASIK kini semakin diminati di Asia. Indonesia bisa menjadi destinasi utama untuk segmen ini,” kata dr. Sophia.
Keberhasilan negara seperti Malaysia menunjukkan bahwa kualitas fasilitas kesehatan, sumber daya manusia, dan standar teknis menjadi faktor penentu dalam menarik wisatawan medis.
Menurut Sophia, ini adalah sinyal bahwa layanan kesehatan Indonesia harus terus meningkatkan aksesibilitas, kenyamanan, dan standar internasional.
“Di SILC Lasik Center, kami melihat ini sebagai peluang untuk menghadirkan layanan kesehatan mata kelas dunia sekaligus mendorong standar baru dalam wisata medis nasional,” tambah Dr. Sophia.
Selain kualitas, faktor biaya tetap menjadi pertimbangan utama wisatawan medis. Laporan Medical Tourism Association menyebutkan bahwa meskipun kualitas dan kepercayaan menjadi prioritas, 28,8% pasien mempertimbangkan biaya, 34,6% khawatir akan biaya tersembunyi, dan 26,9% takut terhadap risiko penipuan dalam pembayaran internasional. Transparansi harga menjadi kunci untuk mengubah minat menjadi keputusan perjalanan.
SILC Lasik Center menjawab tantangan ini dengan menawarkan kejelasan biaya sejak awal, didukung pendampingan penuh dari konsultasi hingga pemulihan. Pendekatan ini memastikan pengalaman pasien, baik lokal maupun internasional, terasa aman dan profesional.[]