PARENTING itu emang nggak ada buku manualnya yang pasti. Tapi, bukan berarti semua nasihat dari orang dulu itu cocok diterapin zaman sekarang.
Beberapa “petuah” yang sering diulang-ulang itu ternyata bisa berdampak buruk buat perkembangan anak, baik secara mental maupun emosional.
Yuk, kita bahas bareng-bareng nasihat-nasihat parenting yang udah waktunya ditinggalin!
Baca Juga
1. “Jangan Nangis, Anak Hebat Itu Kuat!”
Kelihatannya sih niatnya baik—biar anak nggak cengeng. Tapi kenyataannya, larangan buat nangis bisa bikin anak memendam emosi. Emosi yang nggak tersalurkan itu kayak bom waktu. Anak bisa tumbuh jadi pribadi yang susah mengungkapkan perasaan dan malah meledak di waktu yang salah.
Fix, anak juga manusia. Wajar dong kalo sedih dan butuh nangis.
2. “Anak Pintar Itu Dapet Nilai 100 Terus”
Sukses di sekolah nggak selalu jadi indikator sukses di kehidupan nyata. Fokus ke nilai doang bisa bikin anak merasa dihargai cuma karena prestasi akademik, bukan karena usahanya. Akibatnya, anak jadi takut gagal dan malah malas mencoba hal baru.
Sekarang yang penting tuh growth mindset, bukan ranking!
3. “Kakak Harus Ngalah, Kan Lebih Tua”
Minta anak sulung buat ngalah terus-terusan itu nggak adil. Semua anak punya hak yang sama buat didengar dan dihargai. Kalau terus ditekan, bisa-bisa si kakak tumbuh jadi orang yang nggak bisa bilang “nggak” dan gampang stres karena terlalu mikirin orang lain.
Adil itu bukan berarti sama, tapi sesuai kebutuhan masing-masing.
4. “Laki-laki Nggak Boleh Lemah”
Wah ini sih toxic masculinity yang dibungkus rapi. Padahal cowok juga punya perasaan dan butuh support emosional. Kalau terus-terusan dilarang nunjukin kelemahan, bisa berujung ke masalah mental di masa depan.
Semua gender boleh nangis, boleh curhat, boleh lelah. That’s human.
5. “Udah, Nurut Aja, Jangan Banyak Tanya!”
Anak zaman sekarang itu kritis dan penasaran. Tapi kalau tiap kali nanya malah dimarahin, lama-lama mereka bisa jadi takut untuk eksplorasi. Padahal rasa ingin tahu itu fondasi penting buat jadi pembelajar sejati.
Anak yang banyak tanya = anak yang cerdas. Ayo fasilitasi, bukan dimatiin.
6. “Kalau Nakal, Mama Panggil Polisi!”
Ngancem anak pakai sosok otoritas itu bisa menanamkan ketakutan yang nggak sehat. Mereka jadi melihat polisi atau guru sebagai ancaman, bukan pelindung atau teman.
Maka, nggak heran kalau si kecil nanti tumbuh jadi pribadi yang susah percaya sama orang. Lebih baik kasih penjelasan kenapa suatu perilaku itu salah daripada ngancem.
7. “Kamu Harus Jadi Dokter/Bos/Orang Sukses!”
Orangtua sering punya ekspektasi tinggi soal masa depan anak. Tapi sayangnya, kadang ekspektasi itu nggak sesuai sama minat atau bakat si anak.
Dipaksa ngejar cita-cita yang bukan miliknya sendiri bisa bikin anak kehilangan arah dan jati diri. Support anak sesuai potensinya, bukan sesuai ambisi pribadi.
Saatnya Move On dari Nasihat Kuno
Parenting bukan tentang nurutin template lama yang udah nggak relevan. Kita hidup di zaman di mana anak-anak butuh lebih dari sekadar aturan dan tuntutan. Mereka butuh validasi, kasih sayang, ruang untuk berkembang, dan yang paling penting: didengar.
Nggak apa-apa kok kalau kita sebagai orangtua atau calon orangtua belum sempurna. Yang penting kita mau terus belajar, beradaptasi, dan memberikan yang terbaik buat generasi berikutnya.
Ingat: anak bukan proyek, tapi manusia yang punya hati dan mimpi.[]