Ketika Hubungan Baru Terasa Kayak Ulangan Masa Lalu

Keluargapedia Staf

Hubungan

PERNAH nggak sih, kamu ngerasa kayak hubunganmu yang sekarang tuh mirip banget sama yang dulu? Bahkan pola berantemnya, sikap pasangan, sampe ending-nya pun kayak deja vu? Kalau iya, bisa jadi kamu lagi terjebak dalam pola hubungan yang berulang.

Dan, kabar buruknya: ini bisa bikin kamu stuck dalam lingkaran toxic yang nggak sehat buat mental dan hati kamu.

Hubungan Mirip, Orang Beda?

Banyak orang mikir, “Ah, ini orang baru kok, beda dari yang kemarin.” Tapi ternyata, walaupun nama dan mukanya beda, cara mereka memperlakukan kamu sama aja: bikin kamu ngerasa insecure, nggak dihargai, atau terus-terusan berjuang sendiri.

Menurut psikolog Abigail Van Buren yang juga konsultan di laman Dearabby.com, ini sering disebut sebagai repetitive relationship pattern — pola hubungan yang terus keulang karena kita belum nyadar (atau belum siap) buat keluar dari zona nyaman yang sebenarnya nggak nyaman.

Kenapa Kita Suka “Copy-Paste” Hubungan?

  1. Belum sembuh dari trauma lama | Kadang, tanpa sadar, kita nyari pasangan yang mirip sama orang yang pernah nyakitin kita. Karena otak kita nganggep itu “normal” atau familiar. Padahal, itu bisa jadi tanda kalau kamu belum benar-benar move on, bukan cuma dari orangnya, tapi juga dari luka batinnya.
  2. Ngerasa nggak pantas dapat yang lebih baik | Self-worth itu penting. Kalau kamu merasa nggak cukup baik, kamu bakal nerima siapa aja yang datang, meski sebenernya mereka bukan yang terbaik buatmu. Bahkan, kamu bakal terus-terusan maklumin hal-hal yang harusnya nggak ditolerir.
  3. Nggak refleksiin hubungan sebelumnya | Banyak orang langsung lompat ke hubungan baru tanpa sempat evaluasi yang lama. Hasilnya? Ketemu orang yang “beda tapi sama”.

Gimana Cara Ngebreak Pola Ini?

Kalau kamu udah mulai sadar hubunganmu sekarang mirip banget sama yang dulu dan bikin kamu ngerasa nggak bahagia, mungkin ini saatnya untuk stop dan evaluasi. Ini dia beberapa cara buat keluar dari pola hubungan yang copy-paste:

  1. Jeda dulu

Nggak usah buru-buru nyari pengganti. Ambil waktu buat sendiri, buat kenal lebih dalam sama diri sendiri. Apa yang kamu mau? Apa yang kamu butuhin? Apa yang kamu harus hindari?

  1. Tulis “pattern”-nya

Coba tulis sifat-sifat mantan atau pasanganmu sekarang. Apakah ada pola yang sama? Misalnya, sama-sama cuek, posesif, atau suka gaslighting? Dari situ kamu bisa lebih aware biar nggak kejebak di pola yang sama.

  1. Ngobrol sama orang terpercaya atau profesional

Kadang kita butuh perspektif luar buat ngerti situasi kita. Entah itu sahabat, keluarga, atau psikolog. Jangan malu buat cerita, karena healing butuh support system.

  1. Naikin standar, jangan turunin ekspektasi

Bedain antara punya ekspektasi realistis dan pasrah. Kamu pantas dapet pasangan yang respect, supportif, dan tulus. Jangan settle buat hubungan yang cuma bikin kamu capek hati.

Cinta Itu Belajar, Bukan Ulangan

Hubungan tuh harusnya bikin kamu berkembang, bukan ngerasa stuck atau mundur. Kalau kamu terus-terusan nemuin diri di hubungan yang mirip, itu tanda kamu perlu berhenti, refleksi, dan ubah cara kamu milih pasangan.

Ingat, cinta itu bukan tentang siapa yang duluan datang atau siapa yang paling ngotot buat bertahan. Tapi tentang siapa yang bener-bener cocok dan sehat buat dijalanin bareng.

Nggak ada salahnya kok ngerasa lelah setelah berulang kali gagal dalam cinta. Tapi jangan biarkan kegagalan itu jadi alasan buat terus milih pasangan yang salah. Belajar dari masa lalu, upgrade dirimu, dan percaya bahwa kamu layak dapat yang jauh lebih baik dari sekadar “mirip sama yang dulu”.

So, kalau hubunganmu sekarang mulai terasa familiar kayak drama yang pernah kamu tonton sebelumnya, stop dulu dan tanya: “Apa aku benar-benar bahagia atau cuma nyaman karena udah terbiasa disakitin?”

Baca Juga Lainnya

Nama Bayi Kembar Perempuan

50 Pasang Nama Bayi Kembar Perempuan Dan Artinya

Parentnial Newsroom

Di tengah euforia belanja perlengkapan bayi dan mempersiapkan kamar mungil mereka, ada satu hal penting yang nggak boleh terlewat: memilih ...

Peacock Parenting, Gaya Didik Kekinian yang Terlalu Fokus ke Pencitraan Anak

Fadliyah Setiawan

KAMU pernah denger istilah “peacock parenting”? Bukan, ini bukan tentang burung merak yang suka pamer bulu. Tapi gaya parenting baru ...

Aku Bukan Cuma Ibu, Mencari Jati Diri di Balik Peran Ibu Rumah Tangga

Fiqih Ulyana

PERNAH gak sih kamu ngerasa kayak kehilangan nama sendiri setelah jadi ibu? Tiba-tiba semua orang manggil kamu “Ibunya Aisyah”, “Mamanya ...

Tantangan dan Tren Baru Kepengasuhan 2025 yang Harus Dipahami Orangtua Masa Kini

Parentnial Newsroom

KITA telah menjalani setengah dari awal bulan tahun baru 2025, dan kepengasuhan (parenting) menjadi salah satu aspek kehidupan yang terus ...

Nama Bayi Perempuan Jepang

300 Nama Bayi Perempuan Jepang yang Indah dan Bermakna.

Parentnial Newsroom

Memilih nama bayi adalah keputusan penting yang akan memengaruhi identitas seseorang sepanjang hidup mereka. Proses ini melibatkan berbagai pertimbangan, mulai ...

Katanya Bikin Anak Sukses, Nyatanya 7 Nasihat Ini Cuma Bikin Ribet!

Hasni Rania

PARENTING itu emang nggak ada buku manualnya yang pasti. Tapi, bukan berarti semua nasihat dari orang dulu itu cocok diterapin ...