
SEBUAH video berdurasi 34 detik memperlihatkan seorang siswa SMP di Gowa, Sulawesi Selatan, dipukuli dan diinjak oleh temannya di dalam kelas.
Mirisnya, teman-teman lain hanya menonton tanpa berusaha melerai. Korban sempat tak sadarkan diri, namun kabar bahwa ia meninggal dunia telah diklarifikasi sebagai tidak benar.
Mengapa Perundungan Masih Terus Terjadi?
Perundungan di sekolah bukanlah fenomena baru. Faktor-faktor seperti kurangnya pengawasan, budaya kekerasan yang dianggap wajar, dan minimnya pendidikan karakter berkontribusi terhadap terjadinya perundungan.
Baca Juga
Dalam kasus di Gowa, kejadian ini terjadi saat jam kosong tanpa pengawasan guru. Pihak sekolah telah menyelesaikan kasus ini secara internal, termasuk mediasi antara pelaku dan korban.
Namun, penyelesaian internal saja tidak cukup. Sekolah harus proaktif dalam mencegah perundungan melalui pendidikan karakter, pelatihan guru, dan pengawasan yang ketat.
Masyarakat, termasuk orang tua dan pemerintah, juga memiliki peran penting. Bupati Gowa dan Kapolres telah turun langsung ke sekolah untuk mengecek kasus ini. Langkah ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan pihak eksternal dalam menangani perundungan.
Solusi untuk Mengatasi Perundungan
Perundungan di sekolah adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari semua pihak.
Kasus di Gowa menjadi pengingat bahwa kita harus menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi semua siswa.
Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat mengakhiri budaya perundungan dan membentuk generasi yang lebih baik.
Berikut lima solusi yang dapat kita jalankan dan sosialisasikan ke khalayak luas untuk lebih sadar mengenai pentingnya kolektifitas mengatasi perundungan, terlebih di lingkungan sekolah:
- Menguatkan penerapan integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum untuk membentuk siswa yang empatik dan menghargai perbedaan.
- Memberikan pelatihan kepada guru untuk mengenali tanda-tanda perundungan dan cara menanganinya secara efektif.
- Sediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim bagi siswa untuk melaporkan perundungan.
- Libatkan orang tua dalam program anti-perundungan dan edukasi tentang pentingnya komunikasi dengan anak.
- Bekerja sama dengan pihak kepolisian dan organisasi non-profit untuk memberikan penyuluhan dan dukungan.
Kasus perundungan di Gowa adalah panggilan bagi kita semua untuk tidak tinggal diam. Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi setiap anak untuk belajar dan berkembang.
Dengan kerja sama antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan dan perundungan.[]