Rahasia Tumbuh Kembang Anak Lewat Bermain dan Pencernaan Sehat

Adam Marzuki

Berita

Sesi Talkshow acara Press Conference Lactogrow “Bermain: Stimulasi Penting untuk Dukung Si Kecil Tumbuh Aktif & Kreatif” yang dihadiri Miranti Burhan (Category Marketing Manager Lactogrow), Aurel Hermansyah (Celebrity Mom), Dr. dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K) (Dokter Spesialis Anak Ahli Gastro Hepatologi), Vera Itabiliana S.Psi (Psikolog Anak) di Jakarta, Kamis, 24 April 2025 (Foto: Istimewa/ Parentnial)

JAKARTA — Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan bermain merupakan salah satu sarana untuk menstimulasi kreativitas, daya pikir, maupun keterampilan sosial dan emosional sejak usia dini.

“Saat bermain si kecil akan belajar berekspresi, berinteraksi, dan berkomunikasi, sekaligus mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya,” kata Vera dalam acara peluncuran kampanye terbaru Nestlé Lactogrow bertajuk “Main Jangan Main-Main” di Daun Muda Soulfood, Menteng, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Di sinilah, terang Vera, peran orang tua menjadi penting dalam membangun komunikasi dan memberikan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan anak seperti creative problem solving, berpikir fleksibel, hingga keberanian mencoba ide-ide baru.

“Bahkan, pembentukan karakter anak pun bisa dilakukan secara alami melalui interaksi sederhana saat bermain bersama,” terang Vera.

Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Ahli Gastro Hepatologi Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) mengingatkan, gangguan pencernaan seperti konstipasi, diare dan perut kembung seringkali menjadi hambatan dalam tumbuh kembang si kecil.

Menurutnya, produk susu dengan probiotik lactobacillus reuteri, prebiotik inulin, dan 0g sukrosa yang, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, sehingga si kecil dapat lebih nyaman bebas bermain tanpa gangguan.

“Sistem pencernaan merupakan otak kedua tubuh kita. Pencernaan yang sehat berperan langsung terhadap suasana hati, konsentrasi, dan fungsi kognitif si Kecil,” katanya.

Begitu juga sebaliknya, tekanan emosional juga bisa mempengaruhi kerja pencernaan, seperti gangguan penyerapan nutrisi, nyeri perut, hingga perubahan pola BAB.

Kondisi ini, kata dr Ariani, dikenal dengan istilah gut-brain-axis, yang menjelaskan bahwa pencernaan dan otak saling berkomunikasi seperti efek domino.

“Menjaga keseimbangan mikrobiota usus menjadi kunci penting, salah satunya dengan asupan probiotik seperti lactobacillus reuteri sebagai salah satu bakteri baik yang secara alamiah terdapat dalam ASI,” jelasnya.

Asupan probiotik lactobacillus reuteri juga terbukti secara klinis dalam menjaga kesehatan saluran cerna si Kecil serta prebiotik inulin sebagai ‘makanan’ bagi bakteri baik untuk meningkatkan jumlahnya di saluran cerna.

“Selain itu, membentuk kebiasaan pola hidup sehat dengan membatasi konsumsi gula juga sebaiknya dilakukan sejak dini untuk mendukung tumbuh kembang si kecil serta terhindar dari berbagai penyakit di kemudian hari,” ujar dr. Ariani.

Pada kesempatan ini, Aurel Hermansyah, seorang ibu dan public figure, juga berbagi tips tentang bagaimana dia meluangkan waktu bermain bersama si kecil di sela kesibukannya.

“Aku biasanya membagi waktu bermain menjadi 2-3 kali sehari, masing-masing 30 menit. Dulu kedua putriku pernah mengalami gangguan pencernaan sehingga banyak aktivitas yang terganggu,” kata Aurel.

Setelah dia tahu pentingnya probiotik dan prebiotik untuk kesehatan pencernaan si kecil, ia pun mengaku memilih susu yang mengandung probiotic lactobacillus reuteri.

“Selain itu, aku juga membatasi konsumsi gula tambahan untuk mereka, dan untungnya LACTOGROW tidak mengandung sukrosa (0g). Jadi Lactogrow pilihan yang tepat untuk kedua putriku,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menjelaskan kampanye “Main Jangan Main-Main” ditujukan untuk menginspirasi para orang tua di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan si kecil agar siap aktif dan kreatif dengan bermain bersama.

Dia menambahkan, inisiatif ini menjadi bentuk nyata pihaknya pada anak Indonesia untuk tumbuh aktif dan kreatif melalui stimulasi yang tepat dari luar dan gizi yang optimal dari dalam.*/

Baca Juga Lainnya

Analisa Data Tren Perceraian di Indonesia Tahun 2024, Bagaimana Persentasenya?

Parentnial Newsroom

DALAM suasana gegap gempita pertumbuhan bangsa, data nikah dan cerai tahun 2024 memperlihatkan sebuah potret lain dari Indonesia yakni tentang ...

Potret Nikah Cerai di Kaltim Tahun 2024, Menelusuri Jejak Cinta dan Perpisahan

Parentnial Newsroom

TIDAK ada yang lebih menggugah hati daripada angka-angka yang membisikkan cerita di balik kehidupan manusia. Setidaknya, itulah yang mencuat saat ...

Analisis Data Perceraian di Jakarta Barat 2025, Biang Keroknya Ekonomi dan Selingkuh

Fadliyah Setiawan

APA sebenarnya yang mendorong ratusan pasangan di Jakarta Barat mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka? Data terbaru dari Pengadilan Agama Jakarta ...

Membaca Ulang Angka Perceraian di Jawa Barat 2024, Siapa Paling Rentan?

Parentnial Newsroom

PERCERAIAN adalah cerita tentang hubungan yang retak dan masyarakat yang terus berubah. Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2024, data ...

Pelajaran dari ‘Adolescence’ Serial Netflix yang Menggugah tentang Kekerasan Remaja

Rahmat Hidayat

SERIAL drama Inggris terbaru, “Adolescence,” yang dirilis di Netflix pada 13 Maret 2025, telah menjadi fenomena global dengan lebih dari ...

Pelajaran dari Kasus Baim dan Paula, Mengapa Netizen Perlu Menghormati Batas Privasi

Muhammad Hidayat

DI masa masa seperti sekarang dimana akses informasi begitu mudahnya dan ruang digital yang serba terhubung, kehidupan pribadi figur publik ...