
SISTEM pendidikan Vietnam telah menarik perhatian dunia dengan lonjakan prestasinya, terutama setelah mencatatkan skor PISA 2022 sebagai yang terbaik kedua di Asia Tenggara, melampaui banyak negara dengan sumber daya lebih besar.
Dikutip Parentnial dari detikPedia, Sabtu (10/5/2025) mengungkapkan bahwa keberhasilan negara produsen mobil listrik VinFast ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari reformasi terencana yang berfokus pada kurikulum berbasis siswa, otonomi sekolah, dan penguatan peran guru.
Bagi Indonesia, yang bercita-cita menjadi kekuatan lima besar dunia diantara negara-negara Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China, kisah Vietnam menawarkan pelajaran berharga.
Baca Juga
Pastinya, untuk melesat menuju visi tersebut, Indonesia harus memulai penguatan pendidikan dari fondasi terawal, yaitu masa kandungan dan pendidikan usia dini (PAUD).
Reformasi Vietnam Fokus pada Siswa dan Guru
Vietnam telah mengubah pendekatan pendidikannya dari hafalan menjadi penerapan pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis.
Kurikulum baru di Negeri Naga Biru itu menekankan pembelajaran STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), mendorong pembelajaran seumur hidup, dan memperkuat penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Selain itu, pemerintah memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dan metode evaluasi sesuai kebutuhan lokal.
Guru, sebagai pilar utama, mendapatkan perhatian khusus melalui peningkatan kesejahteraan, pelatihan berkelanjutan, dan pengaturan beban kerja yang memungkinkan mereka berinovasi.
Pendekatan ini menghasilkan dampak nyata. Menurut Laporan Bank Dunia, Vietnam bersama Tiongkok menjadi pionir reformasi pendidikan di Asia Timur dan Pasifik.
Perguruan tinggi Vietnam juga didorong untuk menjadi pusat inovasi, bekerja sama dengan dunia usaha untuk menyelaraskan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja global.
Visi jangka panjang ini menunjukkan komitmen Vietnam untuk menjadikan pendidikan sebagai tulang punggung daya saing nasional.
Indonesia Harus Berlari Maju dan Memulai dari Fondasi Terawal
Indonesia, dengan visi menjadi negara berpengaruh dunia, perlu menjadikan pendidikan sebagai prioritas strategis.
Namun, reformasi tidak bisa hanya meniru model Vietnam tanpa mempertimbangkan konteks lokal.
Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah pentingnya memastikan fondasi pendidikan yang kuat sejak masa kandungan.
Penelitian global menunjukkan bahwa asupan gizi ibu hamil berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Kekurangan gizi, baik fisik maupun mental, dapat menghambat potensi anak sejak dini.
Oleh karena itu, negara harus memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang memadai, akses layanan kesehatan, dan dukungan psikologis untuk mengurangi stres selama kehamilan.
Dukungan ini bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga negara. Program seperti bantuan gizi gratis, edukasi kesehatan reproduksi, dan konseling mental untuk ibu hamil dapat menjadi langkah awal.
Negara juga perlu memastikan bahwa ibu hamil dari kelompok ekonomi lemah mendapatkan perhatian khusus, sehingga kesenjangan sosial tidak menghambat potensi generasi mendatang.
Usia Dini Akar Perjalanan Pendidikan
Setelah kelahiran, pendidikan usia dini (PAUD) menjadi tahap kritis berikutnya. PAUD bukan sekadar tempat penitipan anak, tetapi fondasi untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.
Sudah banyak penelitian menunjukkan bahwa investasi pada PAUD memberikan dampak jangka panjang, termasuk peningkatan prestasi akademik, pengurangan angka putus sekolah, dan peningkatan produktivitas ekonomi di masa dewasa.
Sayangnya, di Indonesia, akses ke PAUD berkualitas masih terbatas, terutama di daerah pedesaan dan kelompok ekonomi rendah.
Vietnam menunjukkan bahwa investasi pada guru adalah kunci. Indonesia perlu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru PAUD, yang sering kali dianggap sebagai tenaga pendidik “kelas dua”.
Pelatihan pedagogi yang berfokus pada perkembangan anak usia dini, kurikulum yang merangsang kreativitas, dan fasilitas pembelajaran yang memadai harus menjadi prioritas.
Selain itu, pemerintah dapat memperluas akses PAUD melalui program berbasis komunitas, seperti pos PAUD terpadu, yang melibatkan orang tua dan masyarakat lokal.
Menyusun Strategi Holistik
Untuk mencapai visi negara berpengaruh dunia, Indonesia perlu merancang strategi pendidikan yang holistik.
Selain memperkuat fondasi dari masa kandungan dan PAUD, reformasi harus mencakup kurikulum yang relevan dengan tantangan abad 21, seperti literasi digital, keterampilan berpikir kritis, dan kesadaran global.
Otonomi sekolah, seperti yang diterapkan Vietnam, dapat diadaptasi dengan mempertimbangkan keragaman budaya dan geografis Indonesia.
Kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi juga penting untuk memastikan lulusan siap bersaing di pasar global.
Kendati demikian, reformasi pendidikan tidak akan berhasil tanpa komitmen politik yang kuat.
Anggaran pendidikan Indonesia, yang sudah mencapai 20% dari APBN, perlu dialokasikan secara lebih efektif, dengan fokus pada peningkatan kualitas, bukan hanya kuantitas.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan juga harus dijaga untuk mencegah penyalahgunaan.
Kita perlu berkaca pada sukses pendidikan Vietnam bahwa transformasi dimungkinkan dengan visi, komitmen, dan eksekusi yang tepat.
Indonesia, dengan potensi demografis dan budaya yang luar biasa, memiliki peluang untuk melampaui pencapaian tersebut.
Karena itu, pemerintah hendaknya membuat regulasi program nasional untuk mendukung gizi dan kesehatan mental ibu hamil, terutama di kelompok rentan.
Disamping itu, perlunya meningkatkan investasi pada PAUD melalui pelatihan dan peningkatan gaji guru, kurikulum berkualitas, dan perluasan akses di daerah terpencil.
Pemerintah rasanya juga perlu mengadopsi pendekatan Vietnam dalam memberdayakan guru dan memberikan otonomi sekolah, dengan penyesuaian sesuai konteks Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, kita berharap, Indonesia tidak hanya dapat mengejar ketertinggalan, tetapi juga menjadi pelopor pendidikan di kawasan, menuju visi sebagai negara berpengaruh dunia.[]