Iklan

Usaha Tak Henti Menggapai Prestasi

Admin
Sabtu, Mei 25, 2013 | 04:00 WIB Last Updated 2017-03-17T02:16:15Z

BERFIKIR dan berbuat lebih dari biasanya, maka akan kau dapati suatu kenikmatan yang sebenarnya engkau cari dan sejatinya juga sangat dinantikan orang lain.

Kalimat itulah yang langsung terlintas di benak tatkala mendengar seorang sahabat saya didaulat sebagai pemenang lomba fotografi yang digelar di Surabaya bulan Mei ini.

Tidak tanggung-tanggung, foto yang ia kirim menjadi foto terbaik setelah menyisihkan 300 foto lainnya.

Tentu ini suatu hal yang patut disyukuri oleh sang pemenang, dan sangat penting untuk dipelajari oleh kita semua agar mampu menemukan spirit tersembunyi dari sebuah prestasi.

Ketika saya bertanya kepada sahabat saya itu, mengapa mengirim foto yang kemudian didaulat sebagai yang terbaik?

Ia hanya menjawab, “Ya saya tidak pernah berpikir foto itu akan menjadi yang pertama. Tetapi saya melihat foto itu memang tidak lazim tapi unik dan mungkin memiliki daya tarik. Jadi, ya, saya kirim aja. Meskipun waktu saya mengambil foto itu tidak pernah terbesit untuk lomba, saya foto saja dan saya simpan,” tuturnya sembari tersenyum bahagia.

Ternyata benar, para juri pun mengomentari foto sahabat saya ini, Syakur biasa orang memanggilnya, dengan bahasa yang sederhana tapi cukup jelas aura kekaguman mereka. Seperti apa komentar itu, berikut saya kutip utuh, pemberitaan tentang hal tersebut.

“Sebuah foto dengan judul: Di Atas Sajadah Cheng Hoo, Selasa (7/5/2013) akhirnya berhasil menyisihkan lebih dari 300 foto lainnya dalam penjurian lomba foto terkait Surabaya Tourism Destination Award 2013.

Foto karya Muhammad Abdus Syakur itu sejak awal menarik perhatian dewan juri lantaran foto tersebut sangat sederhana, akan tetapi memiliki sejumlah kelengkapan persyaratan seperti yang ditentukan panitia lomba, serta kedalaman pesan yang luar biasa.

“Pesan dalam foto ini sangat dalam. Komposisinya kuat dan detil-detil di dalamnya mengundang decak. Kami setuju bahwa Di Atas Sajadah Cheng Hoo ini pantas mendapat penghargaan di posisi pertama,” ungkap Anton Kusnanto satu diantara dewan juri.

Masih tentang "Di Atas Sajadah Cheng Hoo", Agoes Tinus Lis Tyantoro dewan juri mewakili Universitas Ciputra Surabaya, menilai foto tersebut mampu mengungkapkan banyak hal, tetapi tidak sekadar obyek wisata.

“Masjid Cheng Hoo memang satu diantara obyek wisata Surabaya yang ditentukan panitia untuk dibidik para peserta lomba. Dan foto itu tidak hanya mewakili sisi lain Masjid Cheng Hoo, tapi ada banyak pesan lain di dalamnya. Luar biasa,” kata Agoes saat berbincang dengan suarasurabaya.net.

Iseng yang Jadi Hobi
Muhammad Abdus Syakur bukanlah fotografer jebolan bangku kuliah, ia justru tidak kuliah. Ia hanya lulusan santri Aliyah di sebuah pesantren di Balikpapan, Kalimantan Timur, tepatnya Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak.

Lantas, bagaimana ceritanya ia bisa menjadi fotografer yang berprestasi? Ternyata sederhana, semua bermula dari keisengan yang berlanjut menjadi hobi. Awalnya Syakur menggunakan kamera handphone jaman dulu untuk memotret apa saja yang dianggapnya menarik.

Hobi itu berlanjut, sampai kemudian muncul rasa kepercayaan diri untuk membantu bidang dokumentasi setiap kali ada acara di pesantren. Momentum sesederhana apa pun ia coba abadikan dengan kamera.

“Meskipun kala itu, kameranya pinjam semua,” canda Syakur mengingat histori perjalanannya yang ia anggap di luar skenario akal dan pikirannya.

“Saya baru punya kamera sendiri setelah memenangi Lomba Foto HUT Pertamina pada Desember 2009. Dalam lomba foto "Pertamina Bagi Masyarakat" yang merayakan HUT Pertamina ke-51, se-Kalimantan Timur, saya meraih juara 2, sehingga berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 7 juta. Nah, dari uang ini, saya belikan kamera DSLR Nikon D40,” tutur Syakur penuh kesyukuran.

“Sebelumnya, Allah juga pernah menghadiahkan saya juara 1 lomba Foto Yamaha di Balikpapan Center, Balikpapan. Kala itu saya berhak atas hadiah sebsear Rp 1,5 juta,” paparnya pada saya penuh kebahagiaan.

Selain itu, Syakur ternyata juga berhasil menyabet gelar juara pada ajang British Council Photo Competition 2010 with Kompas.com. dengan judul foto "Ayo Maju Satu-satu, Hiaattt!".

Dan, di tahun ini, tepatnya Mei 2013 Syakur kembali menyabet gelar juara dengan memenangi lomba, Lomba Foto "Surabaya Tourism Destination Award 2013" gelaran Suara Surabaya, sebagai Juara 1 dari 300 karya foto yang masuk ke meja panitia. Hadiahnya Rp 3 juta plus piagam penghargaan, pada Mei 2013.

Demikianlah sekelumit perjalanan karir yang berawal dari keisengan sahabat saya, Muhammad Abdus syakur. Seorang lelaki yang apa adanya, yang juga memiliki minat besar terhadap dunia jurnalistik. Kini ia adalah wartawan sekaligus fotografer di sebuah media bonafid di ibu kota Jakarta.

Maka dari itu, sahabat-sahabat yang punya keisengan, isenglah yang positif dan teruskanlah iseng itu hingga menawan hati dan menjadi hobi.

Sebab kalau sudah waktunya, dimana hobi itu bernilai bagi orang lain, saat itulah kita akan merasakan kebahagiaan. Dalam bahasa Ridwan Kamil, orang yang paling bahagia di dunia ini adalah orang yang punya hobi dan dibayar karena hobinya.

Berprestasi
Jadi, apapun hobi yang kita pilih, pastikan hobi itu bernilai manfaat bagi orang diri kita sendiri dan juga untuk lain.

Kisah Syakur adalah sedikit dari alam empiris bahwa iseng yang ditekuni akan jadi hobi dan akhirnya prestasi. Demikian pula yang diakui oleh Ridwan Kamil, dosen yang juga arsitek kelas internasional yang banyak menginspirasi generasi muda Indonesia.

Tetapi, jangan dianggap prestasi itu hanya menang lomba, dapat penghargaan, dan popularitas semata.

Prestasi yang tertinggi adalah mampu menghadirkan hati dalam setiap karya dan bakti yang kita lakukan dan wujudkan perintah Ilahi meskipun tanpa apresiasi.

Karena, pada saatnya nanti, kehidupan kita akan menjadi inspirasi generasi masa depan. Itulah prestasi Nabi Ibrahim, manusia asing di zamannya, tapi sangat dekat di hati umat Islam sepanjang zaman.

Intinya, milikilah kebiasaan yang positif, asah terus apa yang telah kita miliki sebagai kebiasaan itu, manfaatkan seluruh waktu untuk lebih mengoptimalkan diri, dan jangan lupa, di setiap waktu, ingatlah selalu Ilahi Rabbi yang Maha Mengetahui. Jalin komunikasi dan perbanyaklah relasi. Pada saatnya bukan tidak mungkin, prestasi akan kita miliki.

Jika Muhammad Abdus Syakur dengan kamera handhphone jadulnya bisa merintis sajadah kebahagiaan, mengapa kita tidak mampu dengan apa yang kita miliki. Mari bangun diri, meskipun lewat hobi. Karena tidak sedikit orang berprestasi justru karena hanya sekedar hobi. *

________
*) IMAM NAWAWI, penulis adalah kolumnis. Ikuti juga cuitan-cuitannya di @abuilmia
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Usaha Tak Henti Menggapai Prestasi

Trending Now

Iklan