Iklan

Riset Terbaru Teguhkan Pentingnya Komunikasi Antara Orangtua dengan Anak untuk Menghindarkannya dari Kenakalan Saat Dewasa

Admin
Sabtu, Mei 12, 2018 | 00:00 WIB Last Updated 2018-05-11T17:07:20Z
DALAM sebuah studi terbaru ditemukan bahwa komunikasi yang baik orangtua dengan  anak mendorong perkembangan jaringan otak anak yang terlibat dalam pemrosesan penghargaan dan rangsangan lain.

Riset ini kian menambah daftar temuan tentang pentingnya kedekatan orangtua dengan anaknya sejak  kecil melalui bangunan komunikasi yang efektif dan konstruktif.

Penelitan ini menyebutkan, komunikasi yang baik orangtua dan anak sejak dini akan mencegah anak mengkonsumsi makanan berlebihah, menjauhi alkohol dan obat-obatan terlarang, termasuk memiliki pengendalian diri di tengah realitas kenakaln remaja.

Selan itu, komunikasi orangtua-anak sejak di masa kecil anak akan melindunginya dari perilaku kesehatan yang berbahaya atau gaya hidup buruk ketika dewasa kelak. Dengan cara ini, komunikasi orangtua-anak yang kuat berdampak pada perilaku kesehatan di masa dewasa.

Temuan dari studi 14 tahun lalu, yang diterbitkan dalam jurnal Biological Psychiatry, menunjukkan bahwa komunikasi orangtua-anak yang kuat memiliki dampak pada perilaku kesehatan di masa dewasa.

Ilustrasi ayah dan anak/ Unsplash

"Temuan ini menyoroti nilai upaya pencegahan dan intervensi yang menargetkan keterampilan pengasuhan anak di masa kecil sebagai sarana untuk mendorong perkembangan neurokognitif adaptif jangka panjang," kata penulis studi itu, Allen Barton, dari University of Georgia di AS seperti dikutip The Indian Express.

Pada tahun 2001, tim peneliti memulai penelitian longitudinal yang melibatkan keluarga pedesaan AS dengan seorang anak berusia 11 tahun.

Penelitian itu menemukan bahwa antara usia 11 dan 13 tahun, peserta melaporkan interaksi dengan orang tua mereka, termasuk frekuensi diskusi dan berdebat.

Ketika peserta mencapai usia 25 tahun, sub-sampel dari hampir 100 peserta direkrut dari penelitian yang lebih besar untuk mengambil bagian dalam sesi neuroimaging yang mengukur aktivitas otak menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional atau functional magnetic resonance imaging (fMRI).

Secara khusus, para peneliti menggunakan fMRI untuk mempelajari jaringan koneksi otak yang disebut jaringan anterior salience network (ASN). Para peserta juga menjawab pertanyaan tentang penggunaan alkohol berbahaya dan makan emosional pada usia 25 tahun.

Komunikasi antar orangtua-anak yang lebih besar pada masa remaja awal memprediksi konektivitas yang lebih besar dari ASN pada usia 25, kata peneliti.

Konektivitas ASN yang lebih besar, pada gilirannya, terkait dengan penggunaan alkohol berbahaya yang lebih rendah dan makan emosional pada usia 25, mereka menambahkan."Ini mungkin berarti bahwa interaksi sosial benar-benar mempengaruhi pola pengkabelan otak pada masa remaja," kata John Krystal, MD, Editor of Biological Psychiatry.

"Ini menunjuk pada peran potensial penting dari interaksi keluarga dalam perkembangan otak dan munculnya perilaku maladaptif di masa dewasa," tambah Krystal seperti dikutip Elsevier.

Penelitian yang dipimpin oleh Christopher Holmes, PhD dan rekan dari Pusat Penelitian Keluarga Universitas Georgia, ini berfokus pada penduduk Afrika-Amerika pedesaan.

Penelitian itu menyimpulkan bahwa populasi yang kurang berpendidikan yang mungkin secara tidak proporsional berisiko untuk perilaku kesehatan berbahaya ini di masa dewasa muda.

DEVINA SETIAWAN
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Riset Terbaru Teguhkan Pentingnya Komunikasi Antara Orangtua dengan Anak untuk Menghindarkannya dari Kenakalan Saat Dewasa

Trending Now

Iklan