Iklan

Riset HCC Ungkap Beratnya Tantangan Nakes Pertahankan Ibu Menyusui

Fiqih Ulyana
Rabu, Agustus 04, 2021 | 11:35 WIB Last Updated 2021-08-04T09:24:14Z


JAKARTA - Sebuah hasil penelitian yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) mengungkap beratnya tantangan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan (nakes) dalam mempertahankan ibu menyusui dan ASI eksklusif. Hal ini menambah daftar sekelumit rintangan yang masih terus dihadapi nakes terutama di masa pandemi ini. 


"6 dari 10 nakes Indonesia sudah mulai mengatakan sulit untuk mempertahankan ibu menyusui dan mempertahankan ASI eksklusif. Dan kalau ini terjadi dengan beberapa faktor, 1,2 hingga 1,4 kali lebih besar, maka itu akan gagal secara umum pelayanan kesehatan di Indonesia," kata Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi pada acara media brief dalam rangka Pekan Raya ASI Sedunia 2021 secara daring, Rabu (4/8/2021). 


Dokter Ray yang juga Peneliti Utama serta Founder & Chairman dari Health Collaborative Center (HCC) mengatakan ia pun mengaku kaget mendapati hasil penelitian tersebut yang menggunakan metode studi cross sectional dengan analisis statistik.


"Kami melakukan penelitian kredibel dan etis yang menunjukkan bahwa ada masalah besar dibalik masalah grand problem Indonesia yaitu pandemi. Yaitu, ada ancaman terhadap potensi untuk mempertahankan Ibu menyusui dan ASI ekslusif selama masa pandemi," kata Ray mengenai riset yang telah melalui persetujuan Komisi Etchical Clearance itu. 


Dari temuan itu, Ray mengaku cukup terkejut sekaligus prihatin, sebab ASI ekslusif dan menyusui itu seakan akan tidak menjadi prioritas dalam masa pandemi. 


Menurutnya, gejala ini harus mendapatkan perhatian dari negara karena, tegas dia, ini merupakan indikator kesehatan awal. 


"Bahwa 1000 hari pertama kehidupan itu,  ASI eksklusif dan menyusui penting sekali. Ibu menyusui akan sehat bahkan ASI ibu yang terkonfirmasi positif pun memiliki antibodi yang bisa melawan covid. Sehingga si kecil tetap harus mendapatkan ASI, penelitian tentang ini juga sudah banyak," katanya. 


Namun, kalau kondisinya sebagaimana temuannya dimana nakes tidak bisa memanfaatkan dan tidak memiliki akses untuk dapat terus melanjutkan memberikan ASI ekslusif, maka dampaknya akan kita rasakan beberapa tahun ke depan. 


"Negara yang maju adalah negara yang angka ASI ekslusifnya tinggi yang nakesnya berhasil mempertahankan ibu menyusui secara eksklusif," ungkapnya. 


Penelitian yang dilakukan Health Collaborative Center selama 5 bulan ini (Februari-Mei 2021) melibatkan sebanyak 1004 responden tenaga kesehatan dengan kategori 154 dokter, 758 bidan, 92 tenaga kesehatan lain. Lalu diantarara mereka 45 persen nakes puskesmas, 25 persen nakes rumah sakit, 18 persen bidan praktik mandiri dengan masa kerja antara 8 sampai 23 tahun.


Penelitian ini menjangkau respon dari 22 provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Bantenm Jawa Barat, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Aceh, Bangka, Belitung, Bengkulu, Jambi,Riau, Kepri, Sumut, Sumbar, Lampung, Sumsel, Kalimantan, Maluku, Sulawsesi, Gotontalo dan Nusa Tenggara. 


Health Collaborative Center adalah wadah promosi dan advokasi kesehatan non-profit di Indonesia dalam bidang kesehatan masyarakat dan kedokteran komunitas. 


Didirikan sejak Juni 2019 oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK; Health Collaborative Center (HCC) fokus pada kajian ilmiah, riset dan edukasi dan promosi kesehatan di bidang nutrisi, kesehatan kerja, kesehatan ibu dan anak serta kedokteran komunitas. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Riset HCC Ungkap Beratnya Tantangan Nakes Pertahankan Ibu Menyusui

Trending Now

Iklan