Anak sedang menangis (foto: anchor1203/ Flickr) |
Di saat seperti itu, Anda tentu tidak mau mengecewakan anak dengan meninggalkannnya dalam keadaan menangis. Tidak sedikit yang kemudian secara diam-diam pergi keluar rumah agar anaknya tidak menangis.
Tapi, tahukah Anda, kebiasan tersebut tidaklah elok dan bisa berdampak buruk pada mentalitas anak. Bagi sebagian orang mungkin hal itu dianggap jitu untuk meredam "keributan".
Sebagai orangtua, sebaiknya kebiasan tersebut segera dihilangkan karena selain tidak positif juga rentan memunculan gejolak luar biasa pada batin anak-anak kita.
Diketahui bahwa anak-anak selalu merasa cemas orangtua akan meninggalkan mereka karena baginya orangtua adalah sumber keamanan dan kenyamanan anak. Sehingga, ketika mereka melihat orangtua pergi, mereka akan merasakan ketakutan.
Melansir dari Familyshare, bersembunyi dari anak setiap kali akan pergi justru memperburuk hal ini. Karena akan membuat anak berpikir bahwa setiap kali mereka tidak melihat orangtuanya, mereka akan berpikir bahwa mereka telah ditinggalkan.
Mereka akan mengira, orangtuanya telah pergi keluar rumah tanpa mengajak mereka. Padahal, Anda masih berada di dalam rumah, namun sedang berada di ruangan lain.
Karena itu, tak perlu sembunyi dari anak saat hendak pergi. Lebih baik jelaskan padanya bahwa Anda harus pergi sebentar, dan akan pulang ke rumah lagi, kembali ke sisinya. Ulangi terus proses ini, lama-kelamaan ia pasti mengerti dan tak menangis lagi.
Hal yang terpenting adalah meyakinkan mereka bahwa Anda tidak meninggalkan mereka untuk selamanya. Sehingga anak tidak akan merasa cemas, atau takut bahwa Anda telah menelantarkan mereka.
Meski demikian, Anda juga harus menggunakan pendekatan yang berbeda saat menjelaskan hal ini pada anak. Bergantung pada usianya.
Bila anak Anda masih terlalu kecil untuk memahami kata-kata Anda, masih bayi atau balita, maka tunjukkan saja bahwa Anda pergi sebentar, dan kembali padanya.
Tentu saja, hal ini tidak mudah dilakukan. Dan akan sangat sulit bagi Anda melihat si kecil menangis ketika melihat Anda pergi.
Namun, bila Anda telah membangun hubungan yang dekat dengan anak, dan dia percaya pada Anda, maka Cepat atau lambat dia akan terbiasa dengan ketidakhadiran Anda di sisinya.
Dia tak perlu merasa sedih atau takut, karena dia tahu, Anda akan selalu kembali ke sisinya. Dan Anda pun tak perlu lagi menghadapi drama yang tidak perlu saat hendak pergi keluar rumah.
Jadi cobalah tetap tenang di saat Anda sedang akan keluar rumah sementara di waktu yang saman anak-anak sedang minta perhatian. Mungkin anak akan menangis histeris bahkan melonjak-lonjak hebat, namun Anda harus bisa memberikan pengertian.
Memang perlu sedikit "tega" untuk bertindak secara proporsional. Toh lambat laun keadaan tersebut akan segera berlalu. Ada masa ia akan dewasa dan kita orangtua akan mengenang dengan manis tingkah-tingkah manusiawi tersebut. (NURSELINA)